Tampilkan postingan dengan label Penyakit. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Penyakit. Tampilkan semua postingan

Senin, 05 September 2016

Flu Burung (Avian Influenza) Waspadai Penyakit Ini

Waspada Flu Burung (Avian Influenza)

Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang terdapat dalam kotoran, saluran pernapasan, cairan, dan darah burung yang terinfeksi. Salah satu tipe yang perlu diwaspadai adalah yang disebabkan oleh virus influenza dengan kode genetik H5N1 yang selain dapat menular dari burung ke burung ternyata dapat pula menular dari burung ke manusia. Penyakit pada hewan ini disebabkan virus flu burung tipe A.

WHO (World Health Organization) telah melaporkan adanya kasus avian influenza (H5N1) pada manusia di Asia, Afrika, Pasifik, Eropa dan near east. Sampai saat ini kasus yang terbanyak ada di Indonesia dan Vietnam. Sekurangnya 236 orang telah tewas akibat virus H5N1 di seluruh dunia sejak kemunculannya di Asia tahun 2003 lalu. Infeksi flu burung ini telah ditemukan pada unggas di 60 negara, namun di Indonesia tecatat sekitar 105 orang meninggal. Jumlah ini nyaris separuh dari jumlah kematian total di dunia akibat flu burung.

Gambar : Daerah penyebaran virus H5N1 pada burung ternak dan burung liar di dunia.

Penyebaran virus flu burung baik pada unggas dan manusia di sejumlah negara terus bermunculan. Dalam beberapa tahun terakhir ini perhatian dunia kesehatan terpusat kepada semakin merebaknya penularan avian influenza A (H5N1). Meningkatnya kasus infeksi H5N1 yang menyebabkan kematian pada manusia sangat dikhawatirkan dapat berkembang menjadi wabah pandemi yang berbahaya bagi umat manusia di muka bumi ini. Flu burung telah menyerang 31 provinsi dari 33 provinsi yang ada di Indonesia dengan endemik paling besar di wilayah Jawa, Sumatra, Bali dan Sulawesi Selatan. Serangan sporadis dilaporkan juga terjadi di wilayah-wilayah lain. Beberapa cara telah dilakukan untuk mengurangi pandemi, salah satunya adalah pembentukan diplomasi bidang kesehatan di kancah internasional sangat diperlukan demi menciptakan mekanisme penanggulangan flu burung yang adil dan transparan.

Gejala Klinis.
Masa inkubasi virus avian influenza A (H5N1) sekitar 2- 4 hari setelah terinfeksi, namun berdasarkan hasil laporan belakangan ini masa inkubasinya bisa mencapai antara 4-8 hari. Sebagian besar pasien memperlihatkan gejala-gejala flu biasanya namun lebih berat, gejala awal berupa demam tinggi (biasanya lebih dari 38o C) dan gejala flu serta kelainan saluran nafas. Gejala lain yang dapat timbul adalah diare, muntah, sakit perut, sakit pada dada, hipotensi, dan juga dapat terjadi perdarahan dari hidung dan gusi. Gejala sesak nafas mulai terjadi setelah 1 minggu berikutnya. Gejala klinik dapat memburuk dengan cepat yang biasanya ditandai dengan pneumonia berat, sesak napas, gambaran radiografi (foto rontgen) yang tidak normal. Kematian dan komplikasi biasanya disebabkan oleh kegagalan pernafasan, acute respiratory distress syndrome(ARDS), ventilator-associatedpneumonia, perdarahan paru, pneumothorax, sindrom sepsis dan bakteremia.  Apabila anda mengalami gejala-gejala diatas terutama di daerha yang pandemi flu burung segera konsultasikan ke instalasi kesehatan terdekat (puskesmas/rumah sakit).

Tata laksana
Dewasa ini terdapat 4 jenis obat antiviral untuk pengobatan ataupun pencegahan terhadap influenza, yaitu amantadine, rimantadine, zanamivir, dan oseltamivir (tamiflu). Untuk pengobatan avian influenza di Indonesia menggunakan tami flu (oseltamivir). Deputi Bidang Pengembangan Sistem Iptek Nasional, Kementerian Negara Riset dan Teknologi, Prof DR Amin Soebandrio di Nusa Dua, Bali, Kamis (27/3) mengatakan, hingga saat ini Tamiflu masih dianggap efektif sebagai obat penyakit flu burung yang disebabkan virus avian influenza (AI). Disamping pemberian obat antiviral, terapi supportif di dalam perawatan di rumah sakit sangat penting untuk dilaksanakan. Sebagian besar penderita memerlukan oksigenasi, dan pemberian cairan parenteral (infus).

Cara Pencegahan

  1. Jangan menyentuh atau mengurus burung yang sakit atau yang telah mati mendadak.
  2. Jangan memotong atau mengurus burung yang sakit di lingkungan rumah.
  3. Hindari anak-anak untuk tidak memegang atau bermain dengan burung.
  4. Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air setelah mengurus burung.
  5. Alat-alat yang dipergunakan dalam peternakan harus dicuci dengan desinfektan.
  6. Gunakan masker atau kaos tebal untuk menutup hidung dan mulut saat mengurus burung terutama ayam. Hati-hati untuk tidak menggosok mata, hidung atau mulut setelah memegang atau mengurus burung.
  7. Masak daging atau telur ternak ayam dengan baik sebelum di konsumsi. Produk ternak yang basi sebaiknya tidak dikonsumsi. Untuk mengkonsumsi daging ayam, masak daging pada suhu mendidih lebih dari 1 menit, karena virus AI akan mati pada suhu 80 derajat celcius pada pemanasan selama 1 menit.
  8. Sedangkan untuk merebus telur dapat dilakukan pada suhu di atas 64 derajat celcius selama 6 menit, karena virus akan mati pada suhu 64 derajat celcius pada pemanasan selama 4,5 menit).
  9. Apabila anda tinggal di daerah yang terdapat flu burung, hindari ke tempat-tempat penjualan burung atau pemotongan ayam.Kotoran ayam sebaiknya tidak digunakan untuk pupuk.Laporkan ke intalasi kesehatan terdekat apabila di sekitar terdapat burung yang mati tidak wajar.
  10. Secepatnya konsultasi ke dokter apabila anda atau keluarga anda timbul gejala-gejala flu setelah berhubungan dengan burung.

Semoga artikel dapat bermanfaat untuk anda dan menambah wawasan tentang berbagai macam Penyakit yang berkembang dewasa ini.

Kamis, 01 September 2016

Waspadai Dari Ancaman Obesitas Tubuh

Ancaman Dari Obesitas

Darah tinggi, kencing manis, penyakit jantung koroner, dan masih banyak lagi. Jika ingin tahu lebih jauh, berikut selengkapnya:

Obesitas bermakna kelebihan berat badan yang jauh melebihi berat yang diinginkan. Tidak jarang kita sering dibuat bingung dengan pengertian obesitas dan kelebihan berat badan, padahal kedua istilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda satu sama lain.

Obesitas (kegemukan) adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebih, sehingga berat badan seseorang jauh di atas normal dan dapat membahayakan kesehatan.

Sementara kelebihan berat badan (overweight) adalah keadaan dimana berat badan seseorang melebihi berat badan normal.

Obesitas dapat terjadi disebabkan karena antara lain terjadinya ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar. Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) telah diakui sebagai cara yang paling praktis dalam menentukan tingkat kelebihan berat badan dan obesitas pada orang dewasa di bawah umur 70 tahun.

Indeks massa tubuh adalah perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui apakah Anda termasuk dalam berat badan normal, kurang, atau berlebih (obesitas).


Rumus Indeks Massa Tubuh

Indeks Massa Tubuh dapat kita hitung sendiri dengan rumusan:

Namun keterbatasan IMT adalah tidak dapat digunakan bagi anak-anak yang dalam masa pertumbuhan, wanita hamil, serta orang yang memiliki volume otot banyak, contohnya atlet.


Tubuh Subur Belum Berarti Sehat

Stigma publik pada figur bentuk tubuh manusia kurus selalu dikonotasikan representatif personal yang selalu dalam kondisi tertekan atau stress. Belum tentu. Justru stress atau depresi adalah pemicu obesitas dan kelebihan berat badan.

Dr. Paresh Dandona dari Kaleida Health di Buffalo, New York, menemukan bahwa orang yang mengalami obesitas cenderung memiliki kadar stress lebih besar dibandingkan orang yang memiliki berat badan dalam kategori normal. Paresh juga menunjukkan bahwa makanan berlemak ternyata meningkatkan stress dan lebih cepat berpengaruh kepada orang yang bertubuh gemuk.

Pada penemuannya tersebut dr. Paresh menguji coba kepada sepuluh orang yang memiliki berat badan berkategori normal serta delapan orang yang memiliki berat badan kategori obesitas. Percobaan dilakukan dengan cara memberikan asupan gizi 1800 kalori yang terdiri dari hamburger, kentang goreng, minuman ringan bersoda, dan beberapa iris buah apel kepada seluruh partisipan uji coba. Kemudian proses uji coba dilanjutkan dengan memberikan soal tes pertanyaan kepada keseluruh 18 partisipan.

Hasilnya, dalam tempo kurun waktu dua jam seluruh partisipan mengalami peningkatan stress dalam menyelesaikan soal tes pertanyaan yang diberikan. Kemudian berselang satu jam kemudian, para sepuluh partisipan uji coba yang memiliki berat badan kategori normal sudah terlepas dari kondisi stress alias normal. Namun kedelapan partisipan uji coba lainnya yang memiliki berat badan kategori obesitas, kondisi depresi stress masih berlangsung bahkan kian meningkat.


Obesitas & Komplikasinya

Seperti yang kita ketahui, kondisi stress yang menahun dengan frekuensi interval tinggi sangat bisa memicu beberapa penyakit mematikan seperti antara lain kanker dan penyakit jantung serta bahkan stroke. Dimana dalam kasus ini secara khusus memiliki korelasi langsung dengan gejala hipertensi.

Penjelasan mekanisme hal tersebut dikarenakan obesitas merupakan suatu faktor utama yang bersifat fleksibel. Dimana aspek fleksibilitas tersebut sedikit banyak mempengaruhi tekanan darah dan juga perkembangan hipertensi. Kurang lebih 46% pasien dengan nilai Indeks Massa Tubuh mencapai 27 adalah penderita hipertensi.

Framingham Studi telah menemukan bahwa peningkatan 15% berat badan dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 18%. Dibandingkan dengan mereka yang mempunyai berat badan yang normal, orang yang memiliki kelebihan berat badan sebesar 20% mempunyai resiko delapan kali lipat lebih besar terhadap hipertensi.


Beberapa penyakit yang terpicu dari obesitas diantaranya:

Kurang lebih sebanyak 40% kejadian penyakit jantung koroner terjadi pada seseorang dengan nilai Indeks Massa Tubuh di atas 21, namun tidak menutup kemungkinan penyakit ini sebetulnya dapat dicegah.
  1. Penyakit Jantung Koroner (PKH) / Coroner Heart Disease (CHD)Kelebihan berat badan merupakan faktor resiko utama terhadap stroke. Kegemukan (terutama di sekitar perut/abdomen) dapat meningkatkan resiko stroke (kondisi ini tidak tergantung besarnya nilai Indeks Massa Tubuh).
  2. Stroke. Obese cenderung lebih mudah terkena batu empedu.
  3. Penyakit Kantung Empedu. Kelebihan berat badan berhubungan dengan OA pada sendi tangan dan lutut. Bagaimanapun, keterbatasan kemampuan berolah raga pada pasien OA sedikit banyak juga mengambil peranan terhadap timbulnya kelebihan berat badan.
  4. Osteoarthritis (OA)Obesitas dapat meningkatkan resiko terhadap penyakit kanker tertentu. Suatu studi yang dilakukan oleh American Cancer Society menjelaskan bahwa kematian yang diakibatkan oleh kanker prostat dan rektal-colon (colorectal) meningkat pada laki-laki obese, sedangkan kanker endometrium, uterus, mulut rahim (cervix), dan indung telur (ovarium) meningkat pada wanita obese. Dibandingkan wanita dengan berat normal pada masa post-menousal, wanita obese mempunyai resiko yang lebih tinggi terhadap kanker payudara.
  5. Kanker. Obesitas juga berhubungan dengan varieses vena, beberapa gangguan hormonal dan infertilitas.
  6. Kelainan (gangguan) lainSelain itu, kelebihan berat badan dan obesitas erat hubungannya dengan peningkatan resiko sejumlah komplikasi yang dapat terjadi sendiri-sendiri atau secara bersamaan.

Seperti yang telah disebutkan di awal, morbiditas itu dapat berupa tekanan darah tinggi atau hipertensi, kelainan fraksi lipid atau dislipidemia yang diindikasikan dari kenaikan kadar kolesterol total, penyakit jantung atau penyakit kardiovaskular, stroke, diabetes tipe II, penyakit gallblader atau penyakit di kandung empedu, disfungsi pernafasan, penumpukan kristal asam urat di jaringan dan persendian tubuh atau gout, nyeri sendi atau osteoarthritis, dan beberapa jenis kanker tertentu.

Namun penyakit kronik yang paling sering menyertai obesitas adalah diabetes tipe II, hipertensi, dan hiperkolesterolemia yang merupakan implikasi lanjutan dari dislipidemia.

Data dari NHANES (National Health and Nutrition Examination Survey) III, 1988 – 1994, memperlihatkan bahwa dua pertiga pasien obese dan overweight dewasa (nilai Indeks Massa Tubuh : 27) mengidap paling sedikit satu dari banyak penyakit kronik tersebut serta 27% lainnya dari mereka mengidap dua atau lebih penyakit.


Lalu Bagaimana?

Seseorang menjadi obese tidak hanya disebabkan oleh satu faktor, melainkan justru terpicu dari berbagai macam aspek, termasuk faktor diet, faktor gaya hidup, faktor kebudayaan, faktor genetik, faktor jenis kelamin, dan faktor pola kebiasaan.

Namun faktor yang paling banyak memiliki substansi pemicu adalah pemilihan gaya hidup. Makanan siap saji (fast food), peralatan yang mempermudah kerja hingga menciptakan kebiasaan pola kerja yang inaktif dapat juga membuat tubuh kita menjadi gemuk.

Para ahli setuju bahwa di kehidupan masyarakat yang modern-stress dan pola makan gaya hidup modern seperti halnya mengkonsumsi makanan siap saji ataupun tidak mempunyai waktu berolah raga dan lainnya memicu terjadinya penumpukan lemak tubuh secara berlebihan.

Terapi tingkah laku adalah suatu metoda yang digunakan untuk mangatur ataupun memodifikasi pola makan dan aktifitas fisik dengan olahraga pada pasien obese.

Dengan demikian, terapi tersebut diharapkan dapat mengatasi hambatan-hambatan terhadap kepatuhan pasien pada pola makan sehat dengan menempuh cara terapi diet dan ataupun olahraga.

Strategi-strategi terapi ini adalah sebagai berikut: penilaian diri sendiri atau self-monitoring, kontrol stress, kontrol rangsangan (stimulus), pemecahan masalah, penatalaksanaan darurat atau contingency, perombakan kognitif (cognitive restructuring), dan dukungan sosial. Satu hal yang perlu diingat adalah strategi-strategi tersebut harus dibuat personal yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien bersangkutan yang menyangkut strategi untuk diet dan olah raga.

Perubahan yang drastis pada seorang pasien dengan pola makan normal memang sangat sulit, perasaan terhadap perampasan kesenangan yang pada akhirnya dapat menimbulkan frustasi. Pada kebanyakan kasus dapat menimbulkan peningkatan kembali berat badan.


Berikut petunjuk membantu solusi obesitas:

1. Makan lebih sedikit lemak maksimal 30 % dari keseluruhan jumlah kalori yang dikonsumsi. Mengurangi lemak akan mengurangi asupan kalori dan memperbanyak turunnya berat badan. Hal itu juga dapat membatasi atau mencegah timbulnya ‘efek salah makan’. Karena lemak adalah sumber kalori terbesar.

Menu makanan sekarang jelas jauh berbeda dengan menu makanan pada era terdahulu. Jika era dulu makanan lebih banyak mengandung karbohidrat seperti halnya kue-kue dengan bahan utama hanya dari tepung, era modern sekarang selain tepung, juga banyak dinambahkan margarine, minyak dan jenis lemak lainnya.

Seperti telah diketahui, lemak merupakan penghasil kalori terbesar tiap gramnya, dibandingkan sumber nutrisi lainnya seperti halnya karbohidrat dan protein.

Maka tidak heran, bila asupan lemak yang tinggi merupakan penyebab terjadinya kelebihan asupan energi, yang bila tertimbun dapat menimbulkan kelebihan berat badan.

Dari hasil pengamatan terlihat bahwa seseorang dengan kelebihan berat badan sangat suka makanan berlemak. Rata-rata konsumsi lemak mereka berada di atas 50% dari total kalori.

Proses pencernaan dimulai di mulut, dimana makanan dirubah menjadi bentuk yang lebih kecil, kemudian diteruskan ke lambung. Dengan bantuan enzim, makanan di lambung dipecah menjadi komponen-komponen penyusunnya, seperti protein, karbohidrat, dan lemak.


2. Kurangi asupan kalori per hari dari pola makan biasanya (kurang lebih 600 kkal). Tubuh selalu memerlukan asupan nutrisi dasar, tidak selalu dari kuantitas asupan yang banyak. Namun lebih efektif didapat dari pola makan yang berkualitas.

Zat gizi utama yang dibutuhkan oleh tubuh adalah protein, karbohidrat, dan lemak. Zat-zat gizi tersebut menempati porsi vital yang dibutuhkan untuk metabolisme, membangun dan memperbaiki sel-sel tubuh, dan untuk mendapatkan energi.

Selain zat gizi utama tadi, tubuh juga memerlukan mineral dan vitamin untuk mengatur cairan (elektrolit) tubuh, pertumbuhan tulang, pembentukan sel-sel darah, membantu proses metabolisme dan membentuk hormon / enzim.


3. Mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, paling sedikit 3 kali sehari. Memilih makanan dan minuman secara hati-hati akan membantu anda mengontrol kalori dan jumlah lemak total, lemak jenuh, kolesterol, garam, gula dan minuman beralkohol.


4. Perbanyak aktifitas. Sebelum anda melakukan perubahan apapun pada diri anda, pastikan bahwa hal itu akan bermanfaat. Meningkatkan aktifitas fisik secara umum seperti berolahraga selama 20 menit dapat menurunkan tekanan darah, mengontrol diabetes, menurunkan kadar kolesterol serta mengurangi komplikasi kesehatan lainnya yang berhubungan dengan kelebihan berat badan. Jelas lebih baik daripada anda menghabiskan 2 jam menunggu di salon atau di bengkel.

Dengan latihan secara teratur umumnya lebih berhasil menurunkan berat badan dan mempertahankannya dibandingkan dengan orang yang tidak berlatih secara teratur. Serta tak luput konsultasikan dengan dokter atau pakar-pakar terkait terlebih dahulu sebelum anda memulai program olah raga.

Satu hal yang perlu dan penting diingat, satu-satunya jalan untuk menurunkan berat badan adalah untuk penggunaan energi yang lebih banyak daripada energi yang dikonsumsi.


5. Dan yang terakhir adalah kebulatan tekad. Diperlukan kegigihan usaha dari pelaksanaan niat yang ditanamkan. Bulan puasa ini adalah momentum tepat untuk mengimplementasikan usaha ini.

Semoga anda dirumah bisa menjaga tubuh anda dengan cara makan dengan menu yang sehat dan berolahraga....

Penyakit AIDS Yang Mematikan

AIDS (Aquired Immune Deficiency Syndrome)

Defenisi AIDS
AIDS adalah suatu kumpulan gejala yang disebabkan oleh infeksi HIV(Human Immunodeficiency Virus) yang menyebabkan hilangnya kekebalan tubuh sehingga penderita mudah terjangkit penyakit infeksi. Dan pada kenyataannya ditemukan bahwa yang menyebabkan penderita AIDS meninggal adalah karena penyakit infeksi oportunistik dan bukan oleh karena infeksi HIV itu sendiri.

Imunodefisiensi adalah keadaan dimana terjadi penurunan atau ketiadaan respon imun normal. Keadaan ini dapat terjadi secara primer, yang pada umumnya disebabkan oleh kelainan genetik yang diturunkan, serta secara sekunder akibat penyakit utama lain seperti infeksi, pengobatan kemoterapi, sitostatika, radiasi, obat-obatan imunosupresan (menekan sistem kekebalan tubuh) atau pada usia lanjut dan malnutrisi (Kekurangan gizi). AIDS, acquired immunodeciency syndrome terjadi imunodefisiensi sekunder yang disebabkan oleh infeksi HIV. Kekurangan imunitas tubuh dapat dilihat dari kadar CD4 (kurang dari 200) dalam tubuh.

Gejala dan Tanda
Perjalanan klinik infeksi HIV terbagi atas tiga tahap yaitu, tahap akut yang berlangsung selama 3-12 minggu, tahap laten/kronik yang berlangsung antara tahun pertama hingga ke tujuh, dan tahap krisis yang terjadi pada tahun ke delapan hingga ke sebelas.

Seseorang dikatakan telah menderita AIDS apabila menunjukkan tes HIV positif dengan pemeriksaan yang sesuai dan sekurang-kurangnya didapatkan dua gejala mayor dan satu gejala minor, dan gejala-gejala ini bukan disebabkan oleh keadaan lain yang berkaitan dengan infeksi HIV

Gejala mayor :
  • Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
  • Diare berkepanjangan yang berlangsung lebih dari satu bulan
  • Demam berkepanjangan lebih dari satu bulan
  • Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis (saraf)
  • Demensia (penurunan ingatan/memori) /HIV ensefalopati

Gejala minor :
  • Batuk menetap lebih dari satu bulan
  • Dermatitis generalisata yang gatal
  • Adanya penyakit herpes zoster dibeberapa tempat dan atau berulang
  • Kandidiasis orofaringeal - Penyakit jamur pada rongga mulut dan kerongkongan
  • Limfadenopati generalisata – Pembesaran di semua kelenjar limfe
  • Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita

Pemeriksaan Tambahan
Untuk mengetahui apakah seseorang telah terinfeksi HIV, dapat dilakukan beberapa pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan yang saat ini sering digunakan adalah tes antibodi, tes ini mudah dilaksanakan dan biayanya murah. Bila pada tes antibodi ditemukan hasil yang positif, maka pemeriksaan harus diulang dan bila masih positif dilakukan tes konfirmasi dengan tes Western Blot. Bila Western Blot tidak tersedia, maka hasil dinyatakan positif bila tes antibodi menunjukkan tiga kali hasil yang positif. Sebaliknya, hasil yang negatif dapat berarti seseorang tidak terinfeksi HIV atau masih berada dalam periode jendela.

Tata Laksana
Terapi yang diberikan pada penderita AIDS adalah terapi kausal (Penyebab), terapi suportif untuk meningkatkan keadaan umum pasien, dan terapi untuk infeksi oportunistik. Sebagai terapi kausal diberikan antiretroviral (ARV). Indikasi pemberian ARV adalah adanya bukti infeksi HIV dengan gejala atau infeksi HIV dengan pemeriksaan CD4 (salah satu sistem kekebalan tubuh) dibawah 200/mL. Jika pemeriksaan CD4 tidak dapat dilakukan, dapat digunakan pemeriksaan limfosit total. CD4 200/mL kurang lebih setara dengan limfosit total 1200sel/dL. ARV diberikan dengan cara kombinasi, hal ini berdasar atas bukti klinis yang menunjukkan bahwa inisiasi terapi menggunakan kombinasi dua atau lebih ARV memberikan hasil yang optimal.

Selama pemberian ARV, dilakukan pemantauan secara klinis dan laboratorium. Pemantauan laboratorium yang dilakukan adalah pemeriksaan hemoglobin (Hb), SGOT, SGPT, bilirubin, CD4, serta viral load. Terapi yang berhasil akan perbaikan gejala klinis, peningkatan CD4 dan viral load. Terapi yang efektif akan menunjukkan penurunan viral load setelah terapi selama 3-4 minggu. Dan beberapa penelitian menyatakan bahwa dalam 6 bulan terapi sekitar 80% dari penderita AIDS yang menggunakan ARV secara teratur dapat mencapai keadaanundetectable.

Rabu, 31 Agustus 2016

Penyakit Mengerikan Akibat Rokok

5 Penyakit Mengerikan Akibat Rokok.
Bagi sebagian orang, merokok memberi kenikmatan tersendiri. Tapi tahukah Anda bahwa rokok dapat menyebabkan berbagai penyakit mengerikan di kemudian hari? Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Pernah mendengarnya? Tapi pada rokok, pepatah tersebut berubah menjadi ‘Nikmat dahulu, sakit kemudian’. Tak heran, sebab dalam rokok terkandung lebih dari 7.000 bahan kimia. Sebanyak 69 di antaranya diketahui menyebabkan kanker.
Apa saja penyakit mengerikan yang dapat diakibatkan oleh rokok?
  1. Kanker Paru. Banyak penelitian yang telah membuktikan bahwa merokok adalah faktor resiko nomor satu penyebab kanker paru, yakni sebesar 87%. Selama ini kanker paru diketahui sebagai kanker ganas yang mudah luput dari perhatian dan baru menimbulkan gejala setelah mencapai stadium lanjut. Tidak banyak orang yang dapat bertahan lama menghadapi jenis kanker ini. Data statistik mencatat hanya 1 dari 5 orang yang dapat bertahan hidup setelah 5 tahun mengidap kanker paru ini.
  2. PPOK. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan penyakit langganan para perokok. Gejala yang disebabkan oleh PPOK antara lain batuk berdahak, sesak napas dan mengi. Gejala tersebut akan memberat seiring dengan berjalannya waktu, apalagi jika penderita terus merokok. Sebagai akibatnya, penderita PPOK akan mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas, cepat lelah, mudah mengalami sesak napas ketika melakukan aktivitas ringan, hingga akhirnya mengalami kematian dini.
  3. Penyakit Jantung. Racun dan radikal bebas yang terdapat dalam rokok akan merusak pembuluh darah arteri, dan berkontribusi dalam menyebabkan sumbatan. Apabila pembuluh darah jantung tersumbat, organ ini akan mengalami kekurangan oksigen dan nutrisi. Akibatnya timbul gejala nyeri dada ketika penderita sedang beraktivitas lebih berat dari biasanya. Jika pembuluh arteri yang tersumbat terdapat di jantung, perokok akan menderita penyakit jantung koroner atau serangan jantung jika sumbatan tersebut total.
  4. Stroke. Apabila sumbatan pembuluh darah tersebut terjadi pada otak, maka perokok akan terkena stroke sumbatan. Sebagai akibatnya, jaringan otak yang mendapat suplai darah dari pembuluh darah yang tersumbat akan mati. Stroke sendiri merupakan penyebab kecacatan nomor satu, yang menyebabkan penderitanya kesulitan melakukan pekerjaan dan aktivitas sehari-hari. Bahkan terkadang memerlukan bantuan orang lain untuk merawatnya. Stroke dapat menyebabkan kelumpuhan, kesulitan berbicara, serta gangguan fungsi kognitif dan memori.
  5. Gangguan Reproduksi. Merokok dapat menurunkan kesuburan pada wanita, sehingga akan lebih susah untuk memiliki anak. Selain itu, merokok saat hamil dapat menyebabkan kehamilan ektopik (janin berkembang di luar rahim), kelainan bawaan pada janin, kelahiran prematur, bayi dengan berat lahir rendah, atau bayi meninggal dalam kandungan.

Nah, kini Anda sudah tahu apa saja penyakit mengerikan akibat rokok. Masih ingin bersahabat dengan rokok?

Entri yang Diunggulkan

Gizi Buruk Pada Anak-anak

Gizi Buruk Pada Anak Harus Diwaspadai... Sekilas Tentang Gizi Buruk Di saat teknologi kian berkembang pesat di satu bagian dunia, t...