Waspada
Flu Burung (Avian Influenza)
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang
terdapat dalam kotoran, saluran pernapasan, cairan, dan darah burung yang
terinfeksi. Salah satu tipe yang perlu diwaspadai adalah yang disebabkan oleh
virus influenza dengan kode genetik H5N1 yang selain dapat menular dari burung
ke burung ternyata dapat pula menular dari burung ke manusia. Penyakit pada
hewan ini disebabkan virus flu burung tipe A.
WHO (World Health Organization) telah melaporkan adanya kasus avian
influenza (H5N1) pada manusia di Asia, Afrika, Pasifik, Eropa dan near
east. Sampai saat ini kasus yang terbanyak ada di Indonesia dan Vietnam.
Sekurangnya 236 orang telah tewas akibat virus H5N1 di seluruh dunia sejak
kemunculannya di Asia tahun 2003 lalu. Infeksi flu burung ini telah ditemukan
pada unggas di 60 negara, namun di Indonesia tecatat sekitar 105 orang
meninggal. Jumlah ini nyaris separuh dari jumlah kematian total di dunia akibat
flu burung.
Gambar : Daerah penyebaran virus H5N1 pada burung ternak dan burung liar
di dunia.
Penyebaran virus flu burung baik pada unggas dan manusia di sejumlah
negara terus bermunculan. Dalam beberapa tahun terakhir ini perhatian dunia
kesehatan terpusat kepada semakin merebaknya penularan avian influenza A
(H5N1). Meningkatnya kasus infeksi H5N1 yang menyebabkan kematian pada manusia
sangat dikhawatirkan dapat berkembang menjadi wabah pandemi yang berbahaya bagi
umat manusia di muka bumi ini. Flu burung telah menyerang 31 provinsi dari 33
provinsi yang ada di Indonesia dengan endemik paling besar di wilayah Jawa,
Sumatra, Bali dan Sulawesi Selatan. Serangan sporadis dilaporkan juga terjadi
di wilayah-wilayah lain. Beberapa cara telah dilakukan untuk mengurangi
pandemi, salah satunya adalah pembentukan diplomasi bidang kesehatan di kancah
internasional sangat diperlukan demi menciptakan mekanisme penanggulangan flu
burung yang adil dan transparan.
Gejala
Klinis.
Masa inkubasi virus avian influenza A (H5N1) sekitar 2- 4 hari setelah
terinfeksi, namun berdasarkan hasil laporan belakangan ini masa inkubasinya
bisa mencapai antara 4-8 hari. Sebagian besar pasien memperlihatkan
gejala-gejala flu biasanya namun lebih berat, gejala awal berupa demam tinggi
(biasanya lebih dari 38o C) dan gejala flu serta kelainan saluran nafas.
Gejala lain yang dapat timbul adalah diare, muntah, sakit perut, sakit pada
dada, hipotensi, dan juga dapat terjadi perdarahan dari hidung dan gusi. Gejala
sesak nafas mulai terjadi setelah 1 minggu berikutnya. Gejala klinik dapat
memburuk dengan cepat yang biasanya ditandai dengan pneumonia berat, sesak
napas, gambaran radiografi (foto rontgen) yang tidak
normal. Kematian dan komplikasi biasanya disebabkan oleh kegagalan pernafasan, acute
respiratory distress syndrome(ARDS), ventilator-associatedpneumonia, perdarahan paru,
pneumothorax, sindrom sepsis dan bakteremia. Apabila anda mengalami
gejala-gejala diatas terutama di daerha yang pandemi flu burung segera
konsultasikan ke instalasi kesehatan terdekat (puskesmas/rumah sakit).
Tata
laksana
Dewasa ini terdapat 4 jenis obat antiviral untuk
pengobatan ataupun pencegahan terhadap influenza, yaitu amantadine,
rimantadine, zanamivir, dan oseltamivir (tamiflu). Untuk pengobatan avian
influenza di Indonesia menggunakan tami flu (oseltamivir). Deputi Bidang
Pengembangan Sistem Iptek Nasional, Kementerian Negara Riset dan Teknologi,
Prof DR Amin Soebandrio di Nusa Dua, Bali, Kamis (27/3) mengatakan, hingga saat
ini Tamiflu masih dianggap efektif sebagai obat penyakit flu burung yang
disebabkan virus avian influenza (AI). Disamping pemberian obat antiviral,
terapi supportif di dalam perawatan di rumah sakit sangat penting untuk
dilaksanakan. Sebagian besar penderita memerlukan oksigenasi, dan pemberian
cairan parenteral (infus).
Cara Pencegahan
Semoga artikel dapat bermanfaat untuk anda dan menambah wawasan tentang berbagai macam Penyakit yang berkembang dewasa ini.
Cara Pencegahan
- Jangan menyentuh atau mengurus burung yang sakit atau yang telah mati mendadak.
- Jangan memotong atau mengurus burung yang sakit di lingkungan rumah.
- Hindari anak-anak untuk tidak memegang atau bermain dengan burung.
- Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air setelah mengurus burung.
- Alat-alat yang dipergunakan dalam peternakan harus dicuci dengan desinfektan.
- Gunakan masker atau kaos tebal untuk menutup hidung dan mulut saat mengurus burung terutama ayam. Hati-hati untuk tidak menggosok mata, hidung atau mulut setelah memegang atau mengurus burung.
- Masak daging atau telur ternak ayam dengan baik sebelum di konsumsi. Produk ternak yang basi sebaiknya tidak dikonsumsi. Untuk mengkonsumsi daging ayam, masak daging pada suhu mendidih lebih dari 1 menit, karena virus AI akan mati pada suhu 80 derajat celcius pada pemanasan selama 1 menit.
- Sedangkan untuk merebus telur dapat dilakukan pada suhu di atas 64 derajat celcius selama 6 menit, karena virus akan mati pada suhu 64 derajat celcius pada pemanasan selama 4,5 menit).
- Apabila anda tinggal di daerah yang terdapat flu burung, hindari ke tempat-tempat penjualan burung atau pemotongan ayam.Kotoran ayam sebaiknya tidak digunakan untuk pupuk.Laporkan ke intalasi kesehatan terdekat apabila di sekitar terdapat burung yang mati tidak wajar.
- Secepatnya konsultasi ke dokter apabila anda atau keluarga anda timbul gejala-gejala flu setelah berhubungan dengan burung.
Semoga artikel dapat bermanfaat untuk anda dan menambah wawasan tentang berbagai macam Penyakit yang berkembang dewasa ini.